Sabtu, 03 Januari 2009

Museum Sandi Yogyakarta

PENDAHULUAN
Sebagaimana pesan yang diamanatkan oleh Presiden RI pertama kita, Ir. Soekarno, “Jangan sekali-kali melupakan sejarah”, maka masyarakat Indonesia, khususnya generasi Indonesia saat ini diharapkan terus bisa mewarisi nilai-nilai sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk menjadi pelajaran berharga dan mewujudkan masa depan bangsa Indonesia yang lebih baik. Proses pewarisan sejarah tersebut biasanya dilakukan dengan pembangunan museum, monumen, tugu, pembuatan buku dan metode lainnya yang menggambarkan sejarah perjuangan bangsa Indonesia saat itu.

Sejalan dengan hal itu dan berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 1995 tentang Pemeliharaan dan Pemanfaatan Benda Cagar Budaya di Museum serta Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No KM.33/PL.303/MKP/2004 tentang Museum, Lembaga Sandi Negara RI bekerjasama dengan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI berupaya melestarikan nilai-nilai sejarah persandian sebagai bagian integral dari perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia melalui sebuah museum, yang disebut Museum Sandi.

SEJARAH SINGKAT MUSEUM SANDI
Prakarsa pembangunan Museum Sandi berawal dari penawaran Bapak Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X yang berkeinginan untuk menempatkan koleksi persandian di Museum Perjuangan Yogyakarta, pada saat kesempatan beliau menerima kunjungan Widyakarya Mahasiswa Sekolah Tinggi Sandi Negara (STSN) bulan Maret 2006 yang lalu. Tawaran tersebut disambut baik oleh Kepala Lembaga Sandi Negara, Mayjen TNI Nachrowi Ramli dengan membentuk Tim Pengisian Museum Sandi untuk menindaklanjutinya.

Tim Museum Sandi Lemsaneg RI yang dipimpin oleh Bapak Syahrul Mubarak, S.IP, MM kemudian segera melakukan perencanaan pembangunan museum dari pertengahan tahun 2006, beriringan dengan rencana pembangunan Monumen Sandi di Dukuh, Kulonprogo, Yogyakarta. Kegiatan pembangunan Museum Sandi tersebut sempat mengalami kendala dikarenakan pada bulan Mei tahun 2006, telah terjadi gempa bumi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Museum Perjuangan Yogyakarta termasuk bangunan yang mengalami kerusakan fisik yang cukup berat. Akhirnya, dengan komitmen dan dukungan dari semua pihak, Museum Perjuangan bisa direnovasi kembali dan pembangunan Museum Sandi bisa diresmikan pada tahun 2008.

Museum Sandi merupakan museum khusus yang menampilkan berbagai jenis koleksi persandian bersejarah, yang berlokasi di dalam bangunan Museum Perjuangan Yogyakarta. Secara fisik, bangunan Museum Perjuangan berbentuk bulat, dengan garis tengah 30 m dan tinggi bangunan 17 m yang terdiri dari dua lantai. Koleksi Museum Sandi menempati areal lantai dasar bangunan, sedangkan lantai teratas bangunan untuk koleksi Museum Perjuangan Yogyakarta. Pada tampak luar, terdapat Sengkalan pada bangunan Museum Perjuangan yang berbunyi “Anggatra Pirantining Kusuma Negara”. Alamat Museum berada di Jl. Kolonel Sugiyono No 24, Yogyakarta 55143.

TUJUAN MUSEUM SANDI

  1. Menampilkan dan memelihara koleksi benda-benda sandi yang bernilai sejarah dan yang dapat menambah pengetahuan dan wawasan pengunjung mengenai persandian.
  2. Sebagai wahana dan media pembelajaran bagi masyarakat khususnya generasi muda mengenai peranan persandian dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan dalam rangka menumbuhkembangkan nilai-nilai kejuangan dan patriotik.
  3. Sebagai sarana sosialisasi persandian kepada masyarakat luas.
  4. Sebagai media pembelajaran mengenai ilmu persandian.

KOLEKSI MUSEUM SANDI
Koleksi Museum Sandi menampilkan alur cerita persandian yang terbagi menjadi 4 (empat) segmen yaitu:

  1. Sejarah kegiatan persandian, dalam lingkup sejarah Indonesia dan dunia, termasuk pada masa merebut dan mempertahankan Kemerdekaan RI.
  2. Sejarah perkembangan ilmu persandian, dibagi menjadi 2 (dua) yaitu sistem kriptografi klasik, seperti Caesar Cipher, Alberti Disc, Cardan Grille, Vigenere dan lainnya dan sistem kriptografi modern, seperti algoritma DES, Pertukaran Kunci Diffie Hillman, RSA dan Rijndael (AES).
  3. Sejarah peralatan sandi, meliputi peralatan-peralatan sandi karya mandiri (Indonesia) dan luar negeri yang pernah digunakan dalam sejarah kegiatan persandian.
  4. Permainan kripto (cryptogame), yang akan menampilkan permainan menarik seputar sandi menyandi melalui teknologi audio visual.

Berbagai koleksi yang dipamerkan tersebut terdiri dari :

  1. Barang asli atau replika berupa mesin/peralatan sandi, meubeler, tag, sepeda, patung/manekin, etalase (barang keseharian pelaku sejarah sandi), slide sistem dan system-sistem sandi lainnya dan sebagainya.
  2. Dokumen berupa buku kode, lembaran kertas dan sebagainya.
  3. Gambar-gambar berupa foto, peta (napak tilas sandi), lukisan (kegiatan sandi di perundingan) dan sebagainya.
  4. Diorama berupa suasana di pedukuhan dukuh, kegiatan kurir sandi dan lainnya.
  5. Teknologi Multimedia (TouchScreen)

RENCANA KEGIATAN
Museum Sandi bekerjasama dengan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI, berencana untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan, antara lain :

  1. Melakukan kerjasama dalam hal sosialisasi dan informasi ke publik tentang keberadaan Museum Perjuangan dan Museum Sandi di Yogyakarta.
  2. Menjadikan Museum Sandi sebagai salahsatu objek atau tujuan kegiatan Napak Tilas Persandian yang dilakukan rutin setiap tahun.
  3. Melakukan kegiatan pengembangan permuseuman secara berkelanjutan dengan pihak museum lainnya di Yogyakarta/daerah lainnya di Indonesia.

FASILITAS MUSEUM SANDI
Museum Sandi menyediakan berbagai fasilitas, antara lain :

  1. Pusat Informasi, di ruang ini pengunjung mendapat informasi (gambaran) awal tentang apa yang dapat dilihat dan lakukan di museum. Informasi yang tersedia antara lain alur cerita persandian, tayangan multimedia tentang museum, dan denah museum.
  2. Ruang Pameran, merupakan ruangan yang disusun berurutan mengikuti pola alur pengisahan yang telah ditentukan. Ruang pamer ini merupakan bagian utama dan penting dari Museum Sandi. Ruang pamer ini dibagi menjadi beberapa counter yang dilengkapi fasilitas pameran yang bentuk, jenis dan materinya disesuaikan dengan tema cerita yang disajikan. Ruang pamer ini menyajikan tampilan yang relatif permanen.
  3. Ruang/Counter Multimedia, untuk menayangkan film atau animasi yang berkaitan dengan kegiatan sandi atau ilmu sandi. Pada ruang ini juga disediakan suatu sarana permainan yaitu cryptogame bagi pengunjung.
  4. Ruang Penyimpanan dan Perawatan Koleksi, yaitu ruang untuk menyimpan koleksi museum yang tidak di pamerkan dan sekaligus juga sebagai tempat untuk melakukan perawatan koleksi. Ruang ini didesain untuk kemudahan penyimpanan maupun pencarian koleksi dengan fasilitas rak-rak penyimpanan yang sistematis dan hemat ruang.
  5. Ruang Pengelola/Administrasi Museum, dibutuhkan sebagai sarana penunjang penyelenggaraan museum.

Alamat Museum Sandi :
Gedung Museum Perjuangan Brontokusuman (Lantai I)
Jl. Kolonel Sugiyono, No 24
Yogyakarta

Buka setiap hari Senin s/d Jum’at pukul 09.00 - 15.00
(Hari Sabtu dan Minggu libur)

Sumber :
Agus Maulana (Anggota Tim Museum Sandi - Lembaga Sandi Negara)
http://gus-maul.blogspot.com/

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Hi... kunjungan balik nih. Jangan2 Anda temennya Mas Maul yu? Berarti sering ke Museum Sandi donk? Salam kenal dan makasih ya... :)